Rabu, 21 Agustus 2019

Tipe Organisasi


1.        Bentuk-Bentuk Organisasi       
Dalam berbagai bahasan, istilah  bentuk organisasi disebut juga disebut  struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka dalam rangka organisasi itu beroperasi. Diantara berbagai pakar yang membahas tentang organisasi, adalah :
A.     G.R.Terry, Lesly W. rue (2016),
            Terry dan Lesly  menjelaskan secara panjang lebar tentang struktur organisasi. Menurut Terry,  struktur organisasi yang tepat akan dapat menolong untuk mencapai pelaksanaan kegiatan organisasi dengan baik. Walaupun terdapat banyak bentuk struktur organisasi, semuanya itu hanya merupakan variasi dari 3( tiga ) bentuk dasar organisasi : Organisasi Garis, organisasi garis dan staf , dan organisasi matriks. Terry menjelaskan ketiga bentuk organisasi itu adalah :  Pertama ;  Organisasi Garis adalah struktur organisasi yang paling sederhana. Ciri-ciri organisasi itu adalah terdapat mata rantai vertikal antara berbagai-bagai tungkat organisasi, Semua anggota organisasi menerina perintah melalui suatu rantai komando. Menurut Terry, segi yang paling penting dari dari organisasi garis adalah pekerjaan dari semua satuan organisasi secara langsung dilibatkan dalam  produksi dan pemesaran barang - barang dan jasa organisasi itu, Struktur kekuasaan jelas. Kejelasan ini memungkinkan peningkatan pengambilan keputusan yang cepat, menghindarkan praktek pelemparan kewajiban dan menyalahkan orang lain. Disamping ada keuntungannya, menurut Terry,  terdapat juga kekurangannya,  yaitu dapat memungkinkan perluasan tugas-tugas para menejer yang berlebihan dan menanggung kewajiban yang sangat luas. Kekuarangan lainnya adalah dapat menyebabkan organisasi terlampau tergantung kepada  satu atau dua orsang pemegang kunci nyang mampu melaksanakan berbagai kewajiban  tanggung jawab ).  Struktur organisasi ini sangat sederhana sehingga sangat banyak terdapat  dalam organisasi-organisasi kecil. Kedua; Struktur organisasi Garis dan Staf. Bentuk organisasi ini  disebabkan adanya penambahan staf akhli kepada organisasi garis sehingga tercipta bentuk Organisasi Garis dan Staf,  Terry menjelaskan perbedaan fungsi dari kedua hal pokok antara bentuk organisasi  garis dan staf. Organisasi garis merupakan fungsi yang secara langsung  terlibat dalam produksi dan pemasaran barang-barang atau jasa-jasa atau dalam istilah lain fungsi pokok dari organisasi atau pelaksanaan tugas pokok organisasi. Sedangkan fungsi  staf mempunyai fungsi nasehat dan bersifat pendukung terhadap pelaksanaan tugas pokok dan pemeliharaan organisasi  agar tercapai lebih efisien. Fungsi organisasi staf mempermudah tercapainya tujuan –tujuan utama secara tidak langsung. Para anggota organisasi staf  biasanya adalah para akhli pada bidang tertentu dan bertugas menyampaikan rekomendasi kepada para petugas pada organisasi garis.  Beberapa contoh adalah fungsi staf dibidang kepegawaian, penelitian dan pengembangan, latihan kepegawaian dsbalam pelaksanaannya, menurut Terry, diantara kedua fungsi itu sering terjadi persengketaan. Ada beberapa sebab yang mendasarinya antara lain :  terdapat keengganan dari para meneger organisasi garis untuk menerima rekomendasi atau nasihat dari para manager staf, adanya campur tangan manager staf tentang masalah – masalah pekerjaan organisasi garis. Sering juga terjadi ada ketimpangan pengalaman diantara manager organisasi garis dengan manager organisasi staf. Pada umumnya manager staf masih berusia muda dan manager garis berusia tua yang telah banyak pengalaman menganggap manager staf kurang pengalaman yang menimbulkan keengganan dari manager  garis untuk mengikuti nasehat staf. Secara ringkas dapat dikatakan tidak terdapat saling percaya diantara manager garis dan staf dapat menimbulkan masalah atau sengketa (konflik). Ketiga ; Bentuk organisasi Matriks. Bentu organisasi ini seringkali dinamakan Project Organisation.  Dalam suatu struktur matriks, setiap orang yang bekerja pada suatu proyek secara resmi diperbantukan kepada proyek dan kepada bagian asalnyaatau bagian pangkalnya. Kekuasaan dan tanggung jawab manajer  meliputi keuangan (biaya), kualitas – kualitas dan masa –penyelesaian. Beberapa hal pokok yang dilakukan dalam organisasi matriks,:
1.        Pegawai yang menjabat sebagtai manajer berasal dari departemen fungsionalnya.
2.        Dikembangkan suatu organisasi garis datar untuk proyek itu
3.        Membiarkan fungsi garis vertikal induk dalam suatu hubungan penyokongan dengan organisasi proyek.
4.        Selama bekerja di proyek, pegawai-pegawai organisasi fungsional ditugaskan dan dinilai oleh manajer proyek.
5.        Bila proyek telah selesai maka personalia fungsional kembali ke bagian – bagian fungsional.
Suatu keuntungan tentang organisasi matriks menurut Terry  adalah : kombinasi antara orang-orang dengan sumber daya  yang digunakan pada proyek, dengan mudah dapat diubah untuk memenuhi keperluan proyek. Dan kelemahan yang potensial adalah  organisasi matrik dapat  berakhir dengan suatu sengketa mengenai siapa yang mempunyai kekuasaan.

B.   Sondang P. Siagian (1992).
Sondang menjelaskan bahwa sebagai wadah kegiatan administrasi, organisasi dapat dilihat dari 3(tiga) sudut pandang, yaitu :
1.        Melihat organisasi sebagai suatu struktur
2.        Menyoroti organisasi  sebagai wadah juga berarti melakukan analisis terhadap berbagai tipe organisasi.
3.        Penerapan prinsip-prinsip organisasi
Istilah bentuk organisasi, diantara para pakar terdapat juga yang  menyebutnya sebagai tipe organisasi. Kedua istilah  itu dalam  berbagai pembahasan sering dipertukarkan. Dalam membahas  organisasi sebagai wadah kegiatan administrasi, Siagian   menjelaskan bentuk  organisasi dengan 5 (lima) tipe organisasi, yaitu :
a.     Tipe Lini
b.     Tipe Lini dan Staf
c.     Tipe Funsional
d.    Tipe Matriks, dan
e.     Tipe Panitia
Menurut Sondang diantara kelima tipe tersebut tidak ada satupun yang tepat digunakan  untuk mewadahi semua jenis  kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini disebabkan masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Bagaimana memilih bentuk organisasi yang cocok, dalam hal ini, Sondang memberi petunjuk  bahwa bentuk organisasi lini, cocok digunakan  jika sbb :
a.         Organisasi masih berukuran kecil,
b.        Jumlah karyawan masih sedikit dan oleh karenanya masih saling mengenal secara pribadi,
c.         Tugas yang diemban tidak rumit,
d.        Produk organisasi relatif homogen,
e.         Hubungan atasan bawahan masih bersifat personal,
f.         Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut dari para karyawan tidak terlalu spesifik,
g.        Sarana dan prasarana kerja relatid masih sederhana,

                  Gambar  3.1  Organisasi  Lini

Pimpinan

Pimpinan

Pimpinan

Pelaksana

Pelaksana


Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

 










Sumber : Sondang Siagian (1992)

Sebagai suatu struktur  ada 5 (lima) hal  harus tergambar, yaitu :
a.       Jenjang Hirarkhi jabatan - jabatan manajerial yang jelas sehingga terlihat “Siapa bertanggung jawab kepada siapa “
b.      Pelembagaan berbagai jenis kegiatan operasional sehingga nyata jawaban terhadap pertanyaan : “Siapa yang melakukan apa”
c.       Berbagai saluran komunikasi  yang terdpat dalam orgaqnisasi sebagai jawaban terhadap pertsanyaan  : “Siapa yang berhubungan dengan siapa dan untuk kepentingan apa”?
d.      Jaringan informasi yang dapat digunakan  untuk berbagai kepentingan, baik yang sifatnya institusional  maupujn individual.
e.       Hubungan antara satu  satuan kerja dengan berbagai satuan kerja lainnya
Bentuk organisasi berikutnya adalah  bentuk/tipe  organisasi Lini dan Staf.   Menurut Sondang,  beberapa ciri untuk tipe lini dan staf, yaitu :
a.     Jumlah karyawan yang dipekerjakan besar
b.    Sudah dapat delinisasi yang jelas antara tugas poko dengan tugas /kegiatan penunjang,
c.    Tuntutan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik sudah tinggi,
d.   Hubungan langsung antara atasan dengan semua karyawan sudah tidak mungkin lagi,
e.    Sudah diperlukan beberapa jenjang jabatan manajerial,
f.     Kecanggilan sarana dan prasarana sudah merupakan salah satu persyaratan yang penting untuk dipenuhi,
g.    Terdapat diversifikasi kegiatan dalam usaha mencapai tujuan dan berbagai sasran organisasi.

Gambar 3.2 Organisasi Lini dan Staf

  Pimpinan
 

Pimpinan Pelaksana
Pimpinan Pelaksana

Pimpinan Pelaksana

Pembantu Pimpinan
Pelaksana
Pelaksana

Pelaksana

 












Sumber : Sondang Siagian, (1992)

Dalam hal lembaga /organisasi bergerak dalam kegiatan yang bagian-bagiannya menyelenggarakan aktivitas yang sangat spesifik/ spesialistis, seperti misalnya toko serba ada, lembaga penelitian dan pengembangan, tipe organiasi yang paling cocok menurut Sodang adalah organisasi tipe fungsional.

Gambar : 3.3
Tipe Organisasi Funsional

  Pimpinan
Manajer
Manajer
Manajer
Manajer
Kelompok Fungsional, seperti Para Peneliti
 










Sumber : Sondang Siagian, (1992)

Dipandang tepat, tipe organisasi ini (fungsional), jika memenuhi syarat-syarat :
a.         Para karyawan terlibat dalam kegiatan yang sangat  spesialistik
b.        Diperlukan hubungan atasan bawahan yang relatif lentur,
c.         Otonomi satuan-satuan kerja organisasi relatif  besar,
d.        Sifat pekerjaan menuntut daya inovasi dan kreativitas yang tinggi para pelaksananya
e.         Tingkat delegasi wewenang, terutama dalam hal pengembalian keputusan yang teknikal dan operasional tinggi,
f.         Jenjang jabatan manajerial relatif kecil, sedangkan sebaliknya jenjang jabatan profesioanl lebih besar.

Satu lagi tipe organisasi yang disarankan menurut Sondang adalah tipe organisasi matriks. Ada dua ciri khas dalam tipe ini, yaitu kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara terprogram dan satuan-satuan kerja yang melaksanakannya secara terkoordinasi tergambar sekaligus dalam satu matriks. Ada beberapa faktor pertimbangan untuk menggunakan tipe organisasi ini, yaitu :
1.         Besar kecilnya organisasi
2.        Jumlah karyawan
3.        Sifat tugas
4.        Jenis berbagai kegiatan
5.        Beban kerja
6.        Jenis sarana dan prasarana yang diperlukan,
7.        Rentang kendali,
8.        Pola pendelegasian wewenang
9.        Pola hubungan atsan bawahan
10.    Tinggat formalisasi perumusan tugas. Sondang Siagian (1992)

Gambar 3.4.
Organisasi Matriks  Suatu Sekolah Tinggi
       Kegiatan
Pejabat
Program
Pendidikan
Penelitian
Pengabdian Masyarakat
Pembantu
Ketua I



Pembantu
Ketua II



Pembantu
Ketua III



Ketua
Jurusan




Sumber : Sondang Siagian, (1992)

Sondang menjelaskan bahwa dengan memilih tipe organisasi matriks terdapat dua hal pokok yang dipertimbangkan, yakni :
1.        Semua kegiatan yang dilakukan organisasi secara terus menerus oleh tenaga purna waktu telah tertampung dalam wadah terpilih;
2.        Semua tugas, wewenang dan tanggung jawab telah terbagi habis dan tidak ada kegiatran yangbberinduk pada lebih dari satu satuan kerja.
Sebuah pertanyaan timbul : Bagaimana pelaksanaanya  dalam praktek apakh tidak ada lagi tugas baru yang muncul ? Menurut Sondang, dalam praktek keadaannya berbeda ada saja tugas baru yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Bqanyak faktor yang menjadi penyebabnya.  Dengan adanya berbagai perubahan, mungkin akan menyebabkan timbulnya tugas baru yang harus diselesaikan organisasi. Tugas tersebut dalam penangannannya mungkin akan berlaku selamanya atau hanya bersifat sementara (temporer).  Dalam hal ini teori organisasi memungkinkan untuk membukan cara dalam mengatasinya yaitu dengan membentuk panitia. Pembentukan panitia dimungkinkan menurut Sondang dengan berpedoman pada dua syarat, yaitu :
1.        Timbul tugas-tugas baru sebagai akibat dari perubahan baik internal maupun eksternal yang tidak atau sukar diperhitungkan sebelumnya.
2.        Timbul tugas yang sangat penting tetapi diketahui tidak akan berlanjut sehingga tidak perlu dilembagakan secara fungsional dalam bentuk permanen.
Tentang panitia ini ada dua kemungkinan berkaitan dengan tugas yang laksanakan, pertama; jika tugas ini berlanjut, kedua; jika tugas itu berakhir setelah selesai dilaksanakan. Dalam hal tugas berakhir, maka organisasi panitia dibubarkan, tetapi jika berlanjut maka harus terjadi pengalihan tugas dari panitia  kepada satuan kerja yang secara fungsional harus menanganinya.

C.         Husaini Usman (2011)
Struktur organisasi menurut Husaini Usman (2011) dibagi kedalam 6(enam) macam, yaitu :  (1). Garis,  (2). Garis dan Staf,  (3). Fungsional,  (4) Devisional, (5). Organisasi Komite/Panitia, (6). Matriks.
1.        Struktur Organisasi Garis (Line Authority Structure)
Husaini, menyatakan bahwa stuktur ini adalah struktur organisasi tertua dan paling sederhana.  Penggunaannya biasanya pada organisasi kecil yang anggotanya relatif sedikit.  Pimpinan organisasi biasanya pemilik atau pemegang saham paling besar. Menurut Husaini struktur organisasi garis disebut juga struktur organisasi militer. Dalam penjelasannya menyatakan bahwa dalam organisasi militer otoritas berlaku dari puncak sampai ke dasar. Garis Otoritas dari atas ke bawah disebut garis komando. Sebagai jawaban dari otoritas adalah pertanggungjawaban yang dalam istilah lain disebut akuntabilitas. Garis ini berasal dari bawahan (sebagai penerima perintah) ke atasan / pimpinan (pemberi perintah). Delegasi wewenang  dan
alur komando langsung pada setiap bagiandibawahnya berdasarkan hierarki yang ada.
Husaini disamping memberikan penjelasan tentang struktur organisasi, juga menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dalam menggunakan struktur organisasi garis, yaitu :
A.      Keuntungan :
a.         Sederhana sehingga mudah dipahami,
b.         Pembagian tugas dan wewenang cukup jelas.
c.         Adanya kesatuan komando sehingga memudahkan pemeliharaan disiplin dan tanggung jawab, dan
d.        Pengambilan keputusan cepat karena komunikasi mudah.
B.       Kerugian.
a.         Kaku (tidak luwes),
b.         Kemungkinan otoriter tinggi,
c.         Ketergantungan kepada seseorang tinggi sehingga mudah kacau kalau seseorang tidak berfungsi semestinya,
d.        Terlalu banyak menumpuki atasan hal-hal yang kecil dan sangat teknis karena atasan harus menyetujui hal-hal kecil  karena atasan harus menyetujui kegiatan-kegiatan bawahannya dahulu, dan
e.         Merintangi kreativitas bawahan karena bawahan takut ide-idenya tidak disetujui.
2.         Struktur Organisasi Garis dan Staf
Dalam struktur organisasi Lini dan Staf  menurut  Husaini  terdapat dua kelompok anggota organisasi yang berpengaruh dalam menjalankan roda/kegiatan organisasi. Kedua kelompok itu adalah :
a.         Kelompok anggota organisasi yang menjalankan tugas pokok
b.        Kelompok anggota organisasi yang melaksanakan tugas  berdasarkan keahlian yang disebut staf.
Kelompok pertama berkaitan langsung dengan tugas-tugas pokok organisasi untuk mencapai tujuan sedangkan kelompok kedua tugas yang dilaksanakan adalah memberikan saran  sesuai keahliannya kepada kelompok pertama (unit operasional) dan kelompok pertama dapat menerima saran itu dan dapat dijadikan sebagai pedomanpelaksanaan.
            Dalam menggunakan struktur organisasi lini dan staf, terdapat  keuntungan dan kerugian, yaitu;
A.       Keuntungan.
a.         Pembagian tugas yang jelas antara kelompok yang menjalankan tugas pokok organisasi dengan tugas penunjang,
b.         Keputusan biasanya diambil dengan pertimbangan yang matang oleh semua anggota organisasi,
c.         Kemampuan bakat yang berbeda-beda dapat saling mengisi,
d.        Ahli-ahli dalam staf dapat menghasilkan pekerjaan yang bermutu tinggi,
e.         Penghargaan terhadap keahlian tinggi, dan
f.          Mengturangi beban kerja manajer line dari pekerjaan yang sangat tehnis.
B.   Kerugian
a.         Kelompok orang yang berada dalam garisdihadapkan pada dua atasan, yaitu atasan yang berhak memerintah dan pimpinan staf yang berhak memberikan saran,
b.         Saran staf mungkin kurang tepat dan sukar dilaksanakan,
c.         Orang-orang pada garis cenderung mengabaikan saran staf, dan
d.        Menimbulkan kekacauan bila tugas tidak dirumuskan dengan jelas.
1.        Organisasi Fungsional.
Organisasi fungsional menurut Husaini dedifinisikan sebagai organisasi yang pembagian tugas atas para pejabatnyadisesuaikan dengan bidang keahliannya. Jika diperinci ada beberapa hal yang lebih pokok, yaitu : (1). Tidak terlalu menekankan pada hierarki struktural, akan tetapi pada sifat dan fungsi yang dilaksanakan, (2). Bawahan dapat menerima perintah dari beberapa pejabat dan mempertanggungjawabkannya kepada pejabat masing-masing,  (3). Struktur organisasi fungsional terdiri atas  spesialis staf yang dapat melaksanakan  otoritas langsung atas beberapa departemen garis. Contoh yang diberikan dalam hal ini adalah struktur organisasi para guru yang mengajar pada sebuah lembaga pendidikan.
Bagaimanapun terdapat keuntungan dan kerugaian pada organisasi fungsional menurut Huasini, yaitu :
A.     Keuntungan.
1.         Perencanaan dapat dilakukan dengan baik dengan memusatkan keahlian masing-masing,
2.         Spesialisasi staf dapat dimanfaatkan secara optimal (efektif dan efisien),
3.         Koordinasi mudah dilaksanakan,
4.         Memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketatterhadap fungsi-fungsi,
5.         Pekerjaan otak  berpisah dengan pekerjaan otot
B.     Kerugian.
1.         Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab secara penuh atas suatu pekerjaan,
2.         Banyak atasan membingungkan bawahan,
3.         Saling mementingkan funsinya masing-masing shingga menimbulkan konflik –konflik antar fungsi,
4.         Sukar melakukan mutasi.

4.    Organisasi- Organisasi  Devisional.
            Husaini menjelaskan bahwa jika sebuah perusahaan telah banyak menghasilkan produk, maka struktur organisasi fungsional sudah tidak efektif lagi dalam pengelolaan organisasi.  Jalan keluar yang dapat ditempuh adalah dengan cara membentuk devisi-devisi semi otonomi. Devisi-devisi ini merancang, memproduksi dan memasarkan jasa dan produk masing-masing. Pembentukan struktur dapat dilakukan dengan mengikuti pembagian devisi, misalnya atas dasar produk, wilayah, pelanggan, proses, dan perlatan.
            Penggunaan struktur organisasi devisional, menurut Husaini memiliki keuntungan dan kerugian, sebagai berikut:
A.      Keuntungan.
1.         Koordinasi dan wewenang dapat memberi tanggapan yang cepat dan tepat,
2.         Pengembangan dan implementasi strategi organisasi dekat dengan lingkungannya yang khas,
3.         Rumusan tanggungjawab jelas dengan kinerja yang diukur dari masing-masing devisi,
4.         Manajer puncak dapat memusatkan pikiran pada kebijakan strategis,
5.         Sesuai untuk lingkungan yang cepat berubah,
6.         Mempertahankan spesifikasi fungsional setiap devisi, dsan
7.         Wadah latihan yang baik bagi setiap manager strategis.
B.       Kerugian.
1.         Berkembangnya persaingan kurang sehat atas potensi sumber daya organisasi dan konflik tugas dengan prioritas,
2.         Masalah – masalah didelegasikan kepada manaje-manajer devisi,
3.         Biaya operasional organisasi meningkat,
4.         Tidak samanya kebijakan antar devisi, dan
5.         Duplikasi sumber daya organisasi.
5.    Struktur Organisasi Komite / Panitia.
            Struktur organisasi komite atau panitian menurut Husaini adalah sekumpulan orang yang membentuk satu kelompok yang disebut komite atau panitia. Menurut Husaini ada beberapa keuntungan dan kerugian dengan penggunaan struktur organisasi panitia/komite, antara lain :
A.      Keuntungan.
1.         Keputusan lebih berkualitas karena dipikirkan bersama-sama,
2.         Meningkatkan penerimaan kelompok karena setiap orang diundang untuk berpartisipasi,
3.         Meningkatkan  koordinasi,
4.         Tempat latihan bagi manajer,
5.         Pembagian kekuasaan,
6.         Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
B.       Kerugian.
1.         Pengambilan keputusan menjadi lama karena harus melalui diskusi terlebih dahulu,
2.         Pemborosan waktu, tenaga dan uang,
3.         Dominasi individu,
4.         Adanya kompromi lebih dahulu,
5.         Kurangnya tanggung jawab individu karena sudah ada tanggung jawab bersama.

6.    Struktur Organisasi Matriks.
            Struktur organisasi matriks ini, menurut Husaini adalah merupakan penyempurnaan dari organisasi fungsional. Orang-orang atau anggota organisasi yang ditempatkan pada setiap sel merupakan gabungan antara staf dan produk (lini). Keuntungan dan kerugian penggunaan struktur organisasi ini adalah sbb:
1.        Keuntungan.
1.         Efisiensi penggunaan menajer-manajer fungsional,
2.         Luwes menghadapi perubahan,
3.         Keunggulan tekhnis,
4.         Meningkatkan motivasi kerja, dan
5.         Pengembangan diri.
2.        Kerugian.
1.         Terjadinya konflik karena terjadi pertanggungjawaban ganda yang dapat menimbulkan kebingungan dan kebijakan-kebijakan yang kontradiktif serta pertentangan kekuasaan yang mengarah pada  perdebatan atas suatu pekerjaan,
2.         Pimpinan tidak terbiasa bekerja secara tradisional,
3.         Memerlukan hubungan vertikal dan horizontal,
4.         Memerlukan lebih banyak keterampilan antar pribadi,
5.         Mengandung resiko timbulnya anarki, dan
6.         Sangat mahal untuk diterapkan.
Tentang kerugian dari struktur orgabisasi matriks, Husaini menyatakan bahwa sa;lah satu kerugiannya adalah Sangat mahal apabila strutur organisasi ini diterapkan. Apa atau faktor apa penyebab menjadi mahal tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Berdasarkan uraian dimuka,  dapat disimpulkan bahwa bentuk atau struktur organisasi sangat penting dalam hubungannya sebagai wadah kegiatan administrasi. Terdapat beberapa macam bentuk yang penggunaannya sangat tergantung pada kondisi  yang dihadapi. Pertama; Bentuk organisasi yang  paling dasar adalah  Lini (Garis) dan Staf.  Kedua; bentuk itu bisa /dapat digabung dalam penggunaannya sebagai bentuk Lini dan Staf  dengan  pemisahan tugas  yang tegas  bahwa organisasi lini bekerja untuk melaksanakan tugas pokok sedangkan organisasi staf melaksanakan tugas bantuan atau  dukungan terhadap organisasi lini. Ketiga; Bentuk organisasi lainnya seperti panitia, dan  Keempat;  bentuk atau struktur organisasi  matriks. Penggunaan struktur organisasi ini  terutama untuk menyelesaikan tugas organisasi yang bersifat sementara (temporer).
 Masing-masing bentuk organisasi memiliki keuntungan dan kerugiannya sehingga dalam penerapannya disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi.
Dalam penerapannya, organisasi memiliki kultur tertentu yang berbeda dengan organisasi lainnya. Kultur tersebut sangat berguna sebagai perekat diantara para anggota dan sebagai identitas organisasi yang bersangkutan.

Kultur Organisasi


1.     Kultur Organisasi
Kultur organisasi adalah bagian dari kultur sosial. Dengan kata lain kultur organisasi merupakan bagian dari kultur nasional Sondang (1992:1530).  Menurut Sondang pemahaman tentang kultur organisasi sangat penting karena merupakan salah satu variabel  yang sangat berpengaruh pada perilaku para anggota organisasi tertentu.  Bagaimana pentingnya kultur organisasi dan apa fungsi kultur organisasi, Sondang menguraikan fungsi kultur itu dalam  sebuah organisasi dan sekaligus menjelaskan bagaimana agar kultur itu  dapat terselenggara dengan baik. Ada 5 (lima) fungsi kultur dalam organisasi menurut Sondang, yaitu :
1.        Sebagai penentu batas perilaku dalam arti menentukan  apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik,  menentukan mana yang benar dan salah.
2.        Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya.
3.        Menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama diatas kepentingan individual  atau kelompok sendiri.
4.        Sebagai tali pengikat bagi  seluruh anggota organisasi.
5.        Sebagai alat pengendali perilaku anggota organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya kelima fungsi itu merupakan perilaku dalam suatu organisasi  yang ditengarai sebagai kebiasaan  (habit), sangat abstrak namun dalam  implikasinya sangat konkret. Kultur sosial dapat dilihat pada perilaku individu, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam suatu organisasi perilaku individu mengadaptasi kode perilaku yang berlaku dalam sutu organisasi tertentu. Dengan demikian kultur organisasi dalam hal ini merupakan batasan perilaku bagi anggota organisasi yang bersangkutan.
            Dalam praktek tentu perlu dipikirkan bagaimana agar kultur itu dapat diimplementasikan dengan baik, Sondang (1992) menjelaskan hal tersebut sebagai proses sosialisasi dalam 3(tga) tahap, sbb:
1.        Sejak dini para anggota baru suatu organisasi harus diberikan kesadaran bahwa untuk dapat diterima sebagai anggota organisasi yang baik, ia perlu menerima kultur organisasi. Dalam hal ini dijelaskan bahwa tahap awal karier organisasi anggota baru sudah pasti membawa serta serangkaian nilai , sikap dan harapan tertentu yang sangat mungkin berbeda dengan kultur organisasi yang bersangkutan.
2.        Pengenalan dan pemahaman kultur organisasi, atasan langsung  perlu menjelaskan aspek-aspek kultur organisasi yang harus diketahui pegawai baru sehingga persepsi rekan kerjanya, pekerjaannya dan organisasi secara keseluruhan dapat  sama dengan persepsi organisasi secara keseluruhan.Sekaligus juga menjelaskan berbagai penyesuaian yang harus dilakukan.
3.        Tahap ketiga adalah terjadi metamorfosis. Artinya dalam diri pegawai baru yang bersangkutan terjadi berbagai perubahan yang diharapkan  sehingga ia benar-benar menjadi anggota organisasi selama yang bersangkutan meniti karier dalam organisasi tersebut. Sondang (1992:154-155)
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana agar seorang anggota organisasi dapat berhasil menyesuaikan diri dengan kultur organisasi. Sondang menjelaskan bahwa paling sedikit ada 4 (empat)  hal yang perlu diketahui  dan dipahami oleh pegawai baru, yaitu : mengetahui sejarah organisasi, ritual yang berlaku dalam organisasi, simbol-simbol materil dan bahasa organisasi.
a.         Dengan mengetahui sejarah organisasi, para anggota organisasi dapat mengetahui filsafat  yang dianut para pendiri organisasi, perjalanan organisasi serta kultur dominan yang berlaku.
b.        Dengan mengetahui ritual  organisasi, pegawai baru dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi, tujuan yang dianggap paling penting, dan peranan orang-orang dalam organisasi..
c.         Simbol-simbol dan status organisasi dimaksudkan bahwa dalam setiap organisasi  terdapat berbagai macam simbol  status yang menggambarkan  kedudukan seseorang dalam organisasi, Misalnya semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi akan mendapatkan fasilitas  semakin besar seperti : ruang kerja yang lebih luas, mobil dinas, sekretaris pribadi, tilpon langsung, rumah jabatan dsb.
d.        Yang dimaksud dengan bahasa adalah bahasa tertentu yang dipakai secara khas dan dipahami oleh para anggota organisasi yang bersangkutan. Adanya bahasa yang khas ini, Sondang menjelaskan  sangat berguna untuk melancarkan komunikasi, dan sebagai alat untuk menyampaikan pesan tertentu. Sedangkan keuntungan lainnya adalah dapat menumbuhkan esprit de corps yang sangat positif dalam organisasi.
Pendapat lain tentang pengertian kultur organisasi disampaikan oleh Husaini (2011) yang menyatakan bahwa Kultur Organisasi adalah bagian yang integral dengan teori organisasi yang mengikat kebersamaan seluruh anggota organisasi.  Definisi lain dkemukakan juga oleh Robbin (2001 dalam Husaini 2011) yang menyatakan bahwa kultur organisasi sebagai pemberian makna tentang sistem. Setiap organisasi mempunyai bentuk kepercayaan, lambang, ritual, mitos dan praktek2 yang terjadi sepanjang waktu.  Lebih lanjut,  Robbin mengemukakan bahwa kultur organisasi dapat dilihat pada  karakteristik  dalam beberapa hal sebagai berikut : (1). Inisiatif individu, (2). Toleransi  risiko, (3). Pengarahan. 4.Integrasi. (5). Kontak management, (6), kontrol,  (7).  Identitas.(8). Sistem ganjaran, ( 9 ) toleransi publik. (10). Pola komunikasi.
Pemahaman tentang kultur organisasi sangat penting  mengingat tujuan atau manfaat sebagaimana dikemukakan Husaini (2011) sebagai berikut :
1.      Identitas organisasi yang membedakan organisasi satu dengan yang lain,
2.      Perekat kebersamaan seluruh warga organisasi dalam hidup multikultural, juga mencegah konflik hidup bermasyarakat, bernegara dan berbangsa,
3.      Sarana pencapaian tujuan organisasi  secara efektif dan efisien karena adanya lkesamaan pikiran,pendapat, gerak dan langkah,
4.      Meningkatkan kesehatan (iklim) organisasi yang kondusif,
5.      Meningkatkan mutu produk organisasi, baik jasa maupun barang,
6.      Menjelaskan dinamika kultur organisasi,
7.      Memahami IPTEK baru yang memengaruhi dan dipengaruhi organisasi,
8.      Memahami resistensi budaya terhadap perubahan yang terjadi seperti pembelajaran organisasional dan perubahan organisasi.
Berdasarkan uraian dimuka dapat disimpulkan bahwa kultur organisasi merupakan identitas yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya. Perbedaan itu setidaknya dapat diteliti dan tercermin pada norma yang berlaku dan  perilaku individu pada masing-masing organisasi. Kultur organisasi berguna sebagai perekat  pengendali bagi anggota organisasi yang bersangkutan.


Kerangka Organisasi


1.        Kerangka Organisasi
Dalam uraian dimuka berdasarkan definisi organisasi yang dikemukakan beberapa akhli menunjukkan bahwa  organisasi dapat berfungsi baik sebagai sebagai wadah kegiatan administrasi maupun  sebagai proses kegiatan administrasi. Sebagai wadah kegiatan administrasi tentu memiliki kerangka yang menunjukkan adanya pembagian kerja, jabatan-jabatan, sistem hubungan diantara para anggota organisasi. Dalam pandangan klasik, organisasi, analisis organisasi ditekankan pada struktur yang merupakan hasil dari pada pembagian kerja. Prajudi (1980:90).
Organisasi menggambarkan kerjasama diantara sekelompok orang, setiap orang memiliki fungsi masing-masinalam proses kerjasama setiap anggota membutuhkan  tata hubungan dengan anggota organisasi lainnya. Hasil akhir dari kerjasama itu adalah pencapaian tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. The Liang Gie (1996:42) Menyatakan bahwa kerjasama diantara orang-orang dalam organisasi  menyangkut beberapa segi lainnya disamping bidang kerja. Untuk dapat bekerja sama harus dapat berkomunikasi satu sama lain.  Dengan mengutif pendapat Chester Bernard, The Liang Gie menyatakan bahwa komunikasi  dan koordinasi adalah unsur yang harus ada dalam organisasi. Koordinasi diperlukan untuk menghindari kekacauan, kekosongan kegiatan dan duplikasi kegiatan. Didalam organisasi juga terdapat anggota yang berperan sebagai atasan dan tentunya juga anggota yang berperan atau berkedudukan sebagai bawahan. Sebagai atasan agar dapat meleksanakan perintah diperlukan adanya wewenang untuk menggerakkan bawahan dan bawahan mempunyai kewajiban menyampaikan laporan sebagai pertanggungjawaban atas pekerjaannya. Dengan demikian, sebagai wadah kegiatan kerja, organisasi mencerminkan adanya wewenang, tanggung jawab, koordinasi, komunikasi dan tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
Agar sebuah tata raga organisasi atau struksutr organisasidapat mencapai tujuan secara penuh, ada 2 (dua) syarat yang harus dipenuhi yaitu efisien dan sehat (The Liang Gie (1996:42).  Efisien mengandung arti abhwa organisasi itu memiliki susunan yang logis dan bebas dari sumber – sumber pergesekan sehingga  segenap satuan didalamnya dapat mencapai perbandingan yang terbaik antara usaha yang dilakukan dengan hasilnya, baik mutu maupun jumlahnya. Sedangkan yang dimaksud dengan sehat berartyi norganisasi itu  mempunyai bentuk yang teratur yang memungkinkan masing-masing bidang kerja, bersama pejabat, tugas dan wewenangnya  dapat  menjalankan   pekerjaannya  tanpa  kesimpangsiuran.
Dasar pembentukan organisasi adalah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Banaknya pekerjaan yang harus dilaksanakan dan berbagai jenis pekerjaan ditentukan oleh tujuan organisasi. Dalam pembicaraan tentang penyusunan kerangka organisasi paling sedikit ada 4 (empat) hal yang perlu dibicarakan. Yaitu : (1) Delegasi Wewenang dan Tanggung Jawab. (2). Pembagian kerja. (3). Rentang Kendali (Span of Control) (4). Komunikasi.The Liang Gie (1996) menyatakan :
“ Adanya tugas dari satu atau sekelompok orang, sekaligus mengandung pengertian bahwa  petugas tersebut diberi wewenang yang sepadan untuk mengerjakan tindakan-tindakan dalam rangka  menunaikan tugasnya serentak mengakibatkan adanya perminintaan tanggung jawab dari pihak yang memberikan tugas  dan melimpahkan wewenang”.

Wewenang yang sepadan dengan tugasnya mengandung pengertian bahwa antara tugas dan tanggung jawab itu seimbang.  Wewenang yang lebih besar dari tanggung jawab tentu akan berakibat timbulnya penyalahgunaan wewenang dan Jika tanggung jawab lebih besar dari wewenang maka kemungkinan akan terjadi  ketidak lancaran dalam pelaksanaan tugas. Hubungan wewenang dan tanggung jawab adalah hubungan atasan bawahan yang dinyatakan dengan garis perintah dan garis pertanggungjawaban.
Pada bagian lain dalam organisasi selalu ada pembagian kerja. Adanya pembagian kerja didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang tidak dapat meneyelesaikan beberapa tugas sekaligus dalam waktu yang bersamaan.  Alasan lain adalah seseorang tidak dapat berada ditempat yang berbeda dalam waktu yang sama. Dengan demikian maka pembagian kerja dalam organisasi mutlak diperlukan. Hubungan antara atasan dan bawahan selain  dapat dilihat dari sisi perintah dan pertanggungjawaban juga dapat dilihat dari sisi  pengawasan , khususnya dari sisi jumlah pegawai yang dapat diawasi. Untuk mengawasi bawahan lebih efektif, seorang atasan tidak mungkin dapat mengawasi bawahan dalam jumlah yang sangat banyak. Oleh karena itu perlu adamya rentang kendali (Span of Control), yaitu  batasan jumlah bawahan yang dapat menjadi tanggung jawab seorang atasan.

Organisasi


1.        Pengertian Organisasi
Dalam pembahasan tentang organisasi terdapat beberapa definisi tentang organisasi sebagaimana dikemukakan para pakar dibidang administrasi maupun organisasi. Berikut adalah beberapa definisi organisasi menurut beberapa pakar, yaitu :
A.           Prajudi Atmosudirdjo (1980:87)
          Menurut Prajudi, organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang-orang berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerjasama guna mencapai suatu tujuan bersama yang tertentu. Berdasarkan definisi itu,  Prajudi menjelaskan bahwa organisasi itu merupakan suatu bentuk kerjasama dan, kerjasama itu berlangsung secara tertentu berdasarkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip tertentu pula. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dengan adanya bentuk maka didalamnya akan terbentuk sebuah struktur atau sesuatu yang disebut struktur.   Pelaksanaan kerjasama dilakukan atas dasar suatu perjanjian untuk bekerjasama.  Perjanjian dapat dilakukan dalam bentuk formil atau non formil, tertulis atau lisan, atau berdasarkan sikap tertentu baik lisan atau tulisan, ucapan atau perbuatan. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan bersama, berdasarkan perjanjian diantara orang-orang tersebut.  Dengan adanya  perjanjian menurut Prajudi, orang tersebut menjadi warga atau anggota organisasi berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan baik tertulis maupun tidak. Dengan syarat – syarat tersebut, maka setiap anggota organisasi harus berperilaku yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, misalnya berfikir, berpandangan, bersikap dan bertingkah laku secara tertentu.
            Sejalan dengan definisi  tersebut, dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai berbagai organisasi yang memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat dilihat dari beberapa hal seperti : disiplin, sikap spesialisasi dan interdependensi dan sikap mekanistis atau prosedural. Yang dimaksud dengan disiplin adalah ketaatan kepada berbagai ketentuan organisasi yang ditetapkan dengan kesadaran bahwa tanpa ketaatan maka tujuan  organisasi tidak akan tercapai. Sikap spesialisasi dimaksudkan  bahwa masing-masing anggota berpegang teguh kepada tugas, fungsi dan kewajiban  masing-masing. Hubungan diantara anggota adalah interdependensi atau saling ketergantungan.
Berdasarkan uraian dimuka,  menurut Prajudi terdapat beberapa unsur yang harus ada dalam organisasi,  yaitu (1). Bentuk atau konfigurasi, (2). Struktur atau kerangka, (3). Jabatan-jabatan, dan  (4). Prinsip-prinsip atau aturan-aturan  permainan. Organisasi dapat dilihat dari berbagai aspek sesuai pandangan  masing-masing  dan  yang paling relevan bagi organisasi adalah aspek  administrasi.
Prajudi menyatakan bahwa dalam Ilmu Administrasi, teori organisasi ditekankan pada arti dan kedudukannya sehubungan dengan administrasi. Organisasi adalah sebagai wadah atau wahana. Teori organisasi selain datang dari  ilmu  administrasi, juga datang dari pandangan ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, dan hukum.Siagian, (1980).  Dalam sosiologi organisasi dipandang sebagai salah satu bentuk  perkelompokkan atau perkawanan antar orang sebagai salah satu  bentuk  grup antra orang.  Orang - orang sebagai satu bentuk grup perkelompokkan atau perkawanan antar orang-orang, sebagai  satu bentuk grup  atau perangkat dari hubungan interpersonal. Ilmu Psikologi menekankan organisasi dari sudut  perilaku (behavior, ) Perilaku orang-orang dalam jumlah banyak berbeda dengan perilaku orang-orang bila datang sendirian.  Penekanan psikologi pada manusia (man)  bukan sebagai orang  (person).  Berbicara sebagi manusia berarti  berbicara tentang makluk yang sangat komplek sifat-sifatnya sedangkan sebagai orang menekankan  pada segi keanggotaannya masyarakat, dengan  penekannan pada hak dan kewajiban dan tanggung jawabnya. Bila sosiologi menekankan pada orang, maka psikologi pada manusiannya. Ilmu hukum menekankan pada subjek orang yang mampu bertanggungjawab atas dirinya.  Prajudi (1980:90)
Dalam ilmu administrasi, menurut Prajudi (1980), terori organisasi terbagi kedalam dua bagian yaitu teori organisasi non modern dan teori organisasi modern. Dalam teori organisasi non modern dikembangkan berdasarkan pandangan-pandangan antropologi, sosiologi dan ilmu kebudayaan, sedangkan dalam teori organisasi modern. Prajudi (1980), membagi kedalam  5 (lima) golongan, yaitu:
1.        Teori organisasi klasik  yang disebut juga Toeri Struktur, atau The Structure Theory of Organisation. Pandangannya menekankan pada struktur oragnisasi sebagai hasil dari pembagian kerja ( Diivision of work) 
2.        Teori Hubungan Antarmanusia (Human Relation Theory)
Teori ini menjelaskan bahwa dalam kenyataan  sehari-hari organisasi dalam praktek adalah hasil dari hubungan antar manusia (Human Relation). Dan motivasi (motivation) yang dijalankan pimpinan organisasi
3.        Teori Proses
The Proses Theory of Orgnisation menekankan  bahwa orgnisasi merupakan hasil atau akibat dari suatu proses. yaitu suatu proses kerjasama antara orang-orang secara nyata sehingga timbul apa yang disebut proses dinamika organisasi (Organisation Dynamic)  yang berarti gerak ubah dari suatu organisasi. Menurut teori ini tidak ada organisasi yang tetap semua berubah,  suatu organisasi merupakan hasil dari perubahan dan pimpinan mengendalikan perubahan itu sehingga organisasi merupakan proses kerjasama.
4.      Teori Perilaku (Behavior Theory of Organization)
Teori ini menjelaskan bahwa keadaan organisasi baik buruknya, ada atau tidaknya tergantung dari perilaku para anggotanya. Salah seorang penganut teori ini adalah Herberth A. Simon dalam bukunya Administrative Behavior.  Dalam teori ini yang terpenting adalah bagaimana membuat para anggota organisasi  bersikap, berfikir dan bertingkah laku sebagai manusia organisasi.
5.      Teori Sistema ( Syatem Theory Of Organization)
Teori ini mengatakan bahwa  organisasi sebagai suatu jaringan (network) dari berbagai macam sistem yang saling terkait satu sama lain, bekerja dan bergerak artas dasar sistem tertentu. Teori ini memandang  organisasi bergerak berdasarkan kemajuan teknologi yang sangat cepat terutama dalam perkembangan kemajuan komputer sehingga seolah-olah merupakan suatu organisma buatan. (Artificial Organization). Bahayanya adalah seolah-olah manusia dalam organisasi ini sebagai robot-robot belaka.

a.             James D Mooney (1954)
“Organization is the form of every human assosiation for the attainment of common purpose.”  ( Organisasi adalah sebuah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk pencapaian suatu tujuan bersama). James D Mooney (1954) dalam Inu Kencana (2015)
            Beberapa unsur  yang tersebut dalam definisi tersebut memiliki kesamaan dengan unsur-unsur yang terkandung dalam definisi yang disebutkan terdahulu,  yaitu  beberapa unsur, seperti :  adanya  perserikatan  antara orang-orang dan adanya pencapaian tujuan bersama.  Dengan  istilah perserikatan mengandung arti bahwa secara tersirat adanya perjanjian  atau hal-hal yang disepakati bersama diantara orang-orang  atau sekelompok orang yang  harus dipatuhi anggotanya.  Adapun kata  “pencapaian tujuan” adalah proses / kegiatan  bersama untuk mencapai tujuan bersama
            Dalam penjelasannya Inu menyatakan bahwa berdasarkan definisi tersebut organisasi  merupakan :
1.        Wadah  atau tempat terselenggaranya adminsitrasi
2.        Didalamnya terjadi berbagai hubungan atas individu maupun kelompok baik dari organisasi itu sendiri  maupun keluar organisasi.
3.        Terjadi proses dan pembagian kerja.
4.        Berlangsung proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing.


B.            Chester I. Barnad (1938) dalam Sutarto, (1983)
        “Organization is a system of cooperative activities of two or more persons something intangible and impersonal, largely a matter of relationships”  ( Organisasi adalah suatu sistem tentang aktivitas-aktivitas kerjasama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak berwujud dan tak bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal hubungan-hubungan).  Dari definisi dimuka dapat diketahui  beberapa aspek yang melekat pada organisasi yaitu: Pertama, oranisasi adalah sistem kerjasama. Kedua, organisasi adalah sistem hubungan. Dan, ketiga, organisasi adalah sistem sosial.  Barnad  memandang bahwa organisasi bukan hanya sekedar pembagian kerja. Hal ini disebabkan karena pembagian kerja hanya merupakan salah satu azas organisasi. Sebagai salah satu azas, pembagian  kerja adalah bagian dari organisasi keseluruhan.  Pembagian kerja untuk organisasi akan lebih cocok jika diatikan pengorganisasian yaitu setiap aktivitas untuk menyusun organisasi dalam rangka mengisi organisasi sebagai wadah kegiatan orang-orang yang bekerjasama melalui pengelompokkan  pekerjaan yang perlu dilaksanakan dan  menyusun hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi  demikian pula dengan hubungan diantara para laksana maupun para pejabatnya. Oleh karena itu  organisasi juga dapat juga disebut sebagai sitem Sosial.

C.      Sondang Siagian (1981:7).

Sondang mendefinisikan  organisasi  adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk suatu tujuan  bersama dan terikat secara formal dalam persekutuan mana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yabng disebut pimpinandan seorang/sekelompok orang  lain yang disebut bawahan. Berdasarkan definisi tersebut, Sondang menyatakan bahwa organisasi dapat dipandang dari 2 ( dua ) segi, yaitu  :  (a). Organisasi sebagai wadah dimana  kegiatan –kegiatan administrasi dijalankan. Dan (b). Organisasi sebagai rangkaian hirarki antara orang-orang dalam suatu ikatan formal. Sondang (1981:8).   Selanjutnya dijelaskan juga bawa sebagai wadah, menunjukkan  segi statis dari organisasi dan sebagai  suatu rangkaian hirarki merupakan sisi dinamis dari organisasi karena didalamnya terdapat suatu proses  kegiatan yang dilakukan unsur manusia. Manusia dalam kegiatannya sehari-hari sangat penting memahami organisasi. Pentingnya memahami organisasi didasarkan pada kenyataan bahwa manusia selalu berada dalam lingkaran organisasi. Pada saat dilahirkan manusia berada dalam organisasi rumah sakit, pada saat mulai masuk sekolah berada dalam organisasi sekolah, waktu bekerja berada dalam organisasi perusahaan, bahkan ketika meninggal dunia diurusi oleh organisasi yang disebut RT, RW,  atau Rumah Sakit. Manusia dari lahir sampai mati dikuasai oleh organisasi.  Etsioni  (1975) dalam Gudono (2017). Dalam hubungannya dengan   administrasi, dapat dikemukakan bahwa Ilmu Organisasi  merupakan bagian yang penting dari Ilmu dministrasi. Prajudi (1980:87).                   
Dari beberapa definisi yang dikemukakan dimuka dapat diambil beberapa hal pokok, yaitu : Pertama, organisasi merupakan sekumpulan orang. Kedua, Organisasi merupakan proses pembagian kerja. Ketiaga Organisasi meriyupakan sistem kerjasama Tau sistem hubungan (Net Working) . Ketiga hal tersebut dilaksanakan dalam ranbgka pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan pembagian jenis organisasi dibedakan antara organisasi non modern dan organisasi modern. Dalam perkembangannya organisasi modern sangat terkait denga perkembangan tekhnologi dimulai dengan organisasi klasik sampai  dengan kesisteman.


  4 Ciri Generasi Milenial Apakah anda suka gadget   dan Ambisius ?   Mungkin kedengarannya agak aneh pertanyaan diatas. Tapi gadget d...