Selasa, 02 April 2019

Pengertian Pajak Masukan Dan Keluaran


Pajak Masukan Dan Pajak Keluaran
Pengertian pajak masukan dalam PPN adalah pajak yang telah dipungut oleh PKP pada saat pembelian barang/jasa kena pajak dalam masa pajak tertentu. 

Pengertian pajak keluaran dalam PPN adalah pajak terutang yang wajib dipungut oleh PKP saat melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud / ekspor Jasa Kena Pajak. 

Sumber : Perpajakan

Perpajakan, NPWP : Fungsi dan Cara Penghapusan


NPWP
1.     NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
2.   NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.
3.  Menurut ketentuan, setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP, di mana NPWP tersebut terdiri atas 15 digit, 9 digit pertama merupakan kode wajib pajak dan 6 digit berikutnya merupakan kode administrasi.


Fungsi dan manfaat NPWP.:
1.    Sebagai sarana administrasi perpajakan
2.    Menjaga ketertiban dalam hal pembayaran dan pengawasan administrasi perpajakan
3.    Menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan pelayanan umum, seperti kartu kredit bank, paspor, dan persyaratan pegawai untuk beberapa instansi.


Penghapusan NPWP

1.  Atas permohonan WP. Syarat WP tidak lagi memenuhi syarat Subjektif dan syarat objektif perpajakan
2.   WP kena likuidasi karena penghentian / penggabungan
3.   WP BUT menghentikan usahanya di Indonesia

4.   Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak.

 Sumber: Abdul Halim, Perpajakan, UT,2018

Isu Perpajakan : Pengampunan Pajak dan Sunset Policy


Administrasi Perpajakan

Pemotongan  / pemungutan pajak
  1. Official Assessment System : sistem pemungutan yang member wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak menurut perundang-undangan yang berlaku.
  2. Self Assessment System yaitu : Pemungutan  dan penyetoran pajak dilakukan sendiri oleh wajib pajak
  3. With Holding System yaitu sistem pemungutan dan pemotongan pajak  yang   memberikan wewenang kepada pihak ke 3  untuk menentukan besarnya pajak  yang terutang oleh WP  sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Isu pajak kontemporer  :
A. Pengampunan Pajak
  1. Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) diatur dalam undang-undang.
  2. Berdasarkan UU nomor 11 tahun 2016 TTg Pengampunan Pajak, kebijakan ini utuk meningkatkan penerimaan negara dan meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
  3. Pengampunan pajak adalah penghapuan pajak yang seharusnya terutang tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan.
  4. Setiap warga negara berhak mendapat pengampunan pajak kecuali wajib pajak yang sedanga dilakukan penyidikan  dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan dalam proses peradilan atau enjalani hukum pidana atas tindakan pidana dibidang perpajakan.
  5. Pengampunan pajak diberikan kepada WP melalui pengungkapan harta yang dimilikinya dalam surat pernyataan. Pengampunan pajak meliputi :  kewajiban pajak penghasilan dan pajak pertambaan Nilai serta PPnBM sampai dengan akhir tahun pajak terakhir yang belum sepenuhnya diselesaikan wajib pajak


B. Sunset  Policy
1.     Sunset  Policy  merupakan kebijakan pemberian fasilitas perpajakan dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi perpajakan berupa bunga untuk pajak penghasilan orang pribadi atau badan
2.     WP Menyampaikan pembetulan pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan   (PPh).
3.     Dengan memberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan  pelunasan kekurangan pembayaran pajak.
4.     WP orang pribadi yang secara sukarela mendaptarkan diri sebagai Wajib pajak (NPWP) . Diberikan  penghapusan sanksi administrasi  atas pajak yang tidak atau kurang bayar untuk tahun pajak sebelum diperoleh NPWP.

Sumber :  Abdul Halim, Perpajakan, Universitas Terbuka,  Cet, Pertama, 2018

Penganggaran Bisnis

Penganggaran
Bisnis


       Penganggaran dibidang bisnis disusun dengan memperhatikan  beberapa hal :
  1. Bisnis, Pasar dan Perusahaan
  2. Kondisi Persaingan dan Perubahan Pasar
  3. Berbagai Kegiatan Perusahaan
  4. Tipe Bisnis
     1.  Bisnis, Pasar dan Perusahaan
      Bisnis dapat diartikan sebagai keseluruhan  kegiatan yang terkoordinasi antara orang-orang yang berkecimpung dalam perniagaan (produsen, pedagang,konsumen dan  industri)
       
      Dengan Kata lain :    Bisnis terdiri dari rangkaian proses yang melibatkan pihak-pihak                                                eksternal.
           Hasil yang diharapkan dari kegiatan operasional  adalah  Laba (profit), yaitu                                pendapatan (revenue) melebihi bebannya ( expenses

         Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
         Bentuk pasar :
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar Monopoli
      Perbedaan : Dalam pasar persaingan sempurna, konsumen tidak dapat dikendalikan perusahaan karena bebas memilih produk yang akan dibeli, sedangkan dalam pasar monopoli konsumen dapat dikendalikan perusahaan karena konsumen tidak memiliki pilihan untuk membeli produk  perusahaan  lain
         
          Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam organisasi perusahaan:
  1. Terdapat pemisahan antara bagian manajemen dan bagian operasional (funsional
  2. Yang termasuk bagian Fungsional : Pemasaran, SDM,Keuangan dan Produksi
  3. Terdapat pemisahan wewenang dan tanggung jawab serta tingkatan manajemen dan                koordinasi        
    2. Kondisi Persaingan
           Hal-hal  yang penting dalam Kondisi persaingan
  1. Kondisi Ekternal Perusahaan ( politik, sosial, budaya, teknologi). Sulit dikendalikan, 
  2. Ketidak mampuan perusahaan bereakasi terhadap kondisi eksternal dapat menyebabkan ketidakmampuan perusahaan untuk bertahan pafda sebuah bisnis
           Beberapa PerubahanPDalam persaingan
  1. Perkembangan informasi menyebabkan kondisi persaingan berubah
  2. Setiap informasi Yang relevan perlu direspon
  3. Perilaku konsumen yang mudah berubah sesuai informasi dan kemudahan memperolehnya sangat perlu direspon. 
    3. Kegiatan Perusahaan  : Rutin, Proyek dan Program
Rutin :  Kegiatan operasional perusahaan yang selalu dikerjakan dalam jangka panjang
Proyek  :  kegiatan tertentu dalam waktu tertentu
Program : Cakupan kegiatannya lebih besar daripada proyek

     4. Tipe Bisnis
  1. Bisnis Ektraktif
  2. Bisnis Agraris
  3. Bisnis Manufaktur
  4. Bisnis Jasa
     Sumber : Selamet Sugiri. Penganggaran.  Universitas Terbuka, 2017



Senin, 01 April 2019

Komponen Administrasi

Komponen Administrasi

           Salah satu cara untuk memahami administrasi adalah dengan  meneliti berbagai komponen yang ada Didalamnya. Menurut Sondang Siagian, (1992), Ada tiga hal yang termasuk dalam komponen administrasi, ketiga hal itu adalah :

  1. Manajemen
  2. Organisasi,  dan
  3. Kegiatan operasional.

        Dalam uraiannya, Sondang menjelaskan bahwa dewasa ini masih terdapat perbedaan pendqapat tentang cakupan administrasi dan manajemen, perbedaan itu  terutama mengenai pengertian dari kedua istilah itu, yaitu: Mana yang lebih luas diantara keduanya. Menurut pengamatannya terdapat 3 (tiga) kubu perdebatan, yaitu :
Pertama;  kubu yang mengatakan bahwa Administrasi lebih luas dari manajemen. Dalam kubu ini tentu saja manajemen dipandang sebagai komponen dari administrasi.
Kubu kedua yang mengatakan bahwa menejemen lebih luas dari administrasi. Dalam kubu ini administrasi dipandang sebagai bagian dari manajemen. Oleh  karena itu, administrasi dipandang hanya mencakup pekerjaan ketatausahaan, surat menyurat dan  korepondensi dan kearsipan. dan,
Kubu ketiga,  mengatakan bahwa Administrasi dan manajemen merupakan hal yang sinonim. Oleh karena itu penggunaan kedua istilah itu dapat digunakan silih berganti tanpa mengubah arti dan maknanya ( tanpa kehilangan maknanya).  
        Dalam hal ini Sondang termasuk yang menyatakan bahwa administrasi lebih luas dari manajemen.  Oleh karena itu manajemen menurut Sodang, manajemen  termasuk sebagai koponen administrasi. 
Sebagai komponen administrasi, manajemen dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu: pertama ;  manajemen dipandang sebagai proses penyelenggaraan berbagai jenis aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kedua menajemen sebagai kemampuan  memperoleh hasil melalui kegiatan orang lain dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam hal ini manajemen dipandang sebagai kelompok orang-orang yang menduduki  berbagai tingkat jabatan dalam sebuah organisasi.

          Komponen berikutnya adalah organisasi.  Organisasi sebagai komponen administrasi dipandang sebagai  sekelompok orang yang terikat  secara formal dalam hubungan atasan dan bawahan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini menurut Sondang Organisasi dapat dipandang sebagai wadah berbagai kegiatan dan sebagai proses interaksi antara orang - orang yang terdapat didalamnya.

         Sedangkan komponen yang ketiga yaitu kegiatan operasional sebagai komponen administrasi dapat dilihat dari berlangsungnya penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam pencapaian tujuan  yang memiliki tujuan yang jelas, sasaran, strategi organisasi, rencana kegiatan yang tersusun sebagai penjabaran strategi, program kerja dalam berbagai kegiatan struktur dan tipe organisasi yang  jelas sebagai wadah kerja sama dan adanya para manajer yang  berfungsi sebagai pengarah kegiatan.

Sumber  :  Prof. Dr. Sondang Siagianm MPA, Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, PT Rineka Cipta,                     Jakarta, 1992.

Administrasi : Arti Kebijakan Publik

Arti/Definisi Kebijakan Publik

     Kebijakan adalah “keputusan tetap” yang dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan (repetitiveness)  tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.” Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt, C.O Jones (1994:47). Menurut Jones, definisi ini menimbulkan beberapa pertanyaan atau masalah,  yaitu ;  untuk berapa lama keputusan bisa bertahan, hal apa yang membentuk konsistensi dan pengulangan tingkah laku serta siapa yang menentukan jumlah pembuat kebijakan dan mematuhi kebijakan tersebut.

         Jones (1994), dalam penjelasannya dengan merujuk kepada Prewitt, memberikan catatan bahwa kebijakan dapat dibedakan dari beberapa hal, seperti : tujuan, niat dan pilihan-pilihan kebijakan.
Niat (intensions) ; tujuan -tujuan sebenarnya dari sebuah tindakan.
Tujuan (Goals) Keadaan akhir yang ingin dicapai.
Rencana atau usulan (Plans or proposals) : Cara yang ditetapkan untuk mencapai tujuan
Program : Cara yang disahkan untuk mencapai tujuan,
Keputusan atau pilihan  ( Decision or Choices): Tindakan-tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan, mengembangkan rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.
Pengaruh (Effects) : Dampak program yang dapat diukur ( yang diharapkan dan yang tidak diharapkan; yang bersifat primer atau yang bersifat sekunder)

Sumber : Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy), terjemahan ;  Ricky Istamto,                  ( An Introduction to the study of Public Policy ), Pt Raja Grafindo, Jakarta, 1994.

Administrasi : Kebijakan Publik

Arti/Definisi Kebijakan Publik

     Kebijakan adalah “keputusan tetap” yang dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan (repetitiveness)  tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.” Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt, C.O Jones (1994:47). Menurut Jones, definisi ini menimbulkan beberapa pertanyaan atau masalah,  yaitu ;  untuk berapa lama keputusan bisa bertahan, hal apa yang membentuk konsistensi dan pengulangan tingkah laku serta siapa yang menentukan jumlah pembuat kebijakan dan mematuhi kebijakan tersebut.

         Jones (1994), dalam penjelasannya dengan merujuk kepada Prewitt, memberikan catatan bahwa kebijakan dapat dibedakan dari beberapa hal, seperti : tujuan, niat dan pilihan-pilihan kebijakan.
Niat (intensions) ; tujuan -tujuan sebenarnya dari sebuah tindakan.
Tujuan (Goals) Keadaan akhir yang ingin dicapai.
Rencana atau usulan (Plans or proposals) : Cara yang ditetapkan untuk mencapai tujuan
Program : Cara yang disahkan untuk mencapai tujuan,
Keputusan atau pilihan  ( Decision or Choices): Tindakan-tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan, mengembangkan rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.
Pengaruh (Effects) : Dampak program yang dapat diukur ( yang diharapkan dan yang tidak diharapkan; yang bersifat primer atau yang bersifat sekunder)

Sumber : Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy), terjemahan ;  Ricky Istamto,                  ( An Introduction to the study of Public Policy ), Pt Raja Grafindo, Jakarta, 1994.

Minggu, 24 Maret 2019

Administrasi : Arti Efisiensi



Arti Efisiensi

            Beberapa istilah yang dipakai dalam ilmu  administrasi adalah efisien, efektif dan rasional. Beberapa pengertian tentang istilah-istilah itu dapat ditemukan dalam berbagai pendapat sebagai berikut :
A.      Efisiensi
1.       James L.Gibson dkk (1996:51) dalam Pasolong (2016:3).
Efisien berarti perbandingan  rasio keluaran dengan masukan.
2.       Keban (2014:222)
………penerapan “cara untuk  menghasilkan sesuatu” yang   diinginkan menjadi pusat perhatian penilai.  Menurut Keban parameter utama yang sering digunakan adalah biaya (uang,  waktu, tenaga, dan energi) yang dikeluarkan dibandingkan dengan hasil yang dicapai.  Cara ini disebut kriteria efisiensi (efficiency perfective), dengan pengertian sebagai perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan  (Keban, 2014:222)
3.       H. Emerson dalam Soewarno (1983:15)
Yang dimaksud efisiensi (effeciency) ialah : “The ratio of input to output, benefit to cost (performance to the use of resources)as that which maximizes results limited resources. In the words, it was the relation between what is accomplished and what might be accomplished” ( Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara input dan output, antara keuntungan dengan biaya( antara hasil pelaksanaan dengan sumber-sumber yang dipergunakan) seperti halnya juga dengan  hasil maximum yang dicapai  dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa yang harus diselesaikan).

Soewarno (1983:15) menjelaskan apa yang dimaksud dengan input dan output. “Input  adalah semua sumber (resources), yaitu sarana dan prasarana, yang digunakan dalam proses produksi barang atau jasa. Contoh yang dikemukakan tentang sarana atau sumber-sumber itu misalnya : tenaga kerja, (man), biaya (money), bahan-bahan pokok (materials), peralatan atau mesin (machine), cara kerja (method), pemasaran ata pelayanan (market atau sevice), termasuk juga waktu (time). Sedangkan prasarana  ( berbentuk  barang fisik ) misalnya gedung, pabrik, gudang, alat transfortasi dsb.”
     Bagaimana mengukur tingkat efisiensi? Indikator apa yang dapat menggambarkan bahwa suatu usaha  telah memperoleh hasil dengan cara yang efisien ?  Bagaimana menggambarkan bahwa input dan output telah  digunakan dengan perbandingan terbaik ?  Soewarno menjelaskan untuk mengukur efisiensi dibidang swasta relative lebih mudah jika dibandingkan denga institusi pemerintahan. Hal ini disebabkan karena pada bidang swasta dapat diukur dengan membandingkan profit ( keuntungan) dengan sumber daya yang digunakan. Bagaimana dengan efisiensi dibidang pemerintahan ? Soewarno (1983),  menyatakan adalah sukar untuk  mengukur efisiensi didalam pekerjaan pemerintahan dibanding dengan organisasi niaga. Tentang ukuran itu, Soewarno (1983) dengan mengutif pendapat Mr. Sharp menyatakan bahwa:
  1. Didalam pemerintahan efisiensi diukur dalam arti penghematan  dari suatu kegiatan, yaitu apabila pekerjaan telah diselesaikan dengan baik dengan biaya yang seminimum mungkin.
  2. Dapat pula diukur berdasarkan atas penerapan pengujian  secara pragmatis untuk setiap kegiatan.(applying pragmatic test of its operations)
  3. Salah satu penyebab adanya kesulitan dalam pengukuran efisiensi  dibidang pemerintahan dibanding swasta adalah adanya perbedaan motivasi. Pada usaha niaga / swasta,  motivasi  untuk efisiensi itu baik perusahaan maupun  pekerja/individu  adalah keuntungan. Sedangkan pada pemerintahan sangat berbeda. Motivasinya sangat tergantung kepada orang/pejabat/aparaturnya. Soewarno,(1983)
  4. Beberapa penulis juga berpendapat bahwa Efisiensi pada pekerjaan pemerintah  dapat dilakukan bila para aparatur pemerintahnya dapat menerjemahkan kehendak masyarakat di dalam suatu pengambilan keputusan dan melaksanakan keputusan itu dengan cara terbaik. Soewarno (1983)
4.    Moenir. (1982:254)
     Dengan mengutif Ensiklopedi Indonesia, jilid 1 : 452 dalam Moenir. (1982:254) menyatakan bahwa Efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas  segala pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun  gejala yang merugikan.  Moenir menjelaskan  bahwa  pada mulanya  istilah efisiensi timbul dalam bidang ilmu pengetahuan ekonomi.  Dalam ilmu ekonomi dikenal sebuah prinsip  memperoleh hasil sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya atau bila ditujukan pada keuntungan maka prinsipnya akan berbunyi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pembiayaan seminim mungkin. Menurut Moenir (1982) prinsip ini tidak selamanya benar karena terdapat potensi atau ada kemungkinan menjurus kepada usaha pemerasan tenaga manusia tanpa menghiraukan sisi kemanusiaan. Akan tetapi dalam batas-batas aturan  tertentu  masih dapat dipertahankan
Secara matematis, Efisiensi dapat dijelaskan atau diwujudkan dalam simbol ∑ yang merupakan hasil perbandingan antara O (output) dengan I (input). Moenir (1982:254). Dalam penjelasannya menyatakan bahwa output adalah semua barang atau jasa yang dihasilkan,  sedangkan input, adalah semua biaya yang diperlukan dalam rangka menghasilkan barang atau jasa tersebut. Kapan perbandingan itu dikatakan  efisien ?  Moenir menjelaskan bahwa hasil perbandingan akan efisien bila ∑   1  atau  ∑ =  1.  Mengapa harus lebih besar dari 1  ?  Menurut Moenir,  karena bila  hasil itu sama dengan 1, maka  barang yang dihasilkan sama dengan biaya yang diperlukan dan akan terjadi kerugian  khususnya kerugian tenaga kerja. Apalagi jika ∑ = dalam kondisi ini akan dapat mempercepat        kebangkrutan. Perbandingan Output dengan input  ()  biasanya digunakan dalam bidang produksi untuk  menetapkan  produktivitas suatu usaha.  Dalam  beberapa hal antara produktivitas dengan efisiensi terutama untuk mengetahui adanya keuntungan (laba). Namun demikian, menurut Moenir kedua istilah itu tidak selamanya dapat dipersamakan. Ada beberapa hal sehingga keduanya tidak sama  antara lain cakupan penggunaan istilah efisiensi lebih luas dibanding produkstivitas. Produktivitas lingkup penggunaanya sangat terbatas hanya berkaitan dengan hasil-hasil yang bersifat fisik.  Moenir (1982 : 255), setelah meneliti berbagai definisi tentang efisiensi, menyatakan bahwa efisiensi adalah suatu pengertian terhadap suatu keadaan , sehingga cara penilaiannya tidak dapat dilakukan dalam waktu sambil lalu saja, melainkan harus dilakukan dalam waktu yang cukup dan dilakukan dengan suatu penelitian.
     Moenir (1983) memberikan penjelasan tentang sumber-sumber daripada efisiensi dan juga tentang unsur - unsur yang harus ada dalam bidang efisiensi. Menurut Moenis, sumber utama efisiensi adalah manusia,  sedangkan  unsur-unsur efisiensi adalah  kesadaran, keakhlian dan disiplin.  Menurut  Moenir, kesadaran dapat mengarahkan sikap manusia kearah efisiensi. Hal ini juga berkaitan dengan sikap hidup dan tingkah laku. Efisiensi tidak dapat diharapkan dalam tempo seketika melainkan dilakukan dalam proses waktu yang panjang. Menurut Moenir,  perilaku efisien harus dibentuk sejak masa manusia lahir dan berlanjut dalam proses pendidikan. Moenir memberi gambaran bahwa seseorang yang hidup sejak kecil dalam kesulitan serba kurang dan selalu kerja keras, maka setelah dewasa  dapat dipastikan akan memiliki sikap tekun, rajin dan efisien.  Dalam proses pengalaman hidup yang demikian, akan terjadi proses latihan dan tempaan  menggunakan sesuatu secara hemat, mendahulukan kewajiban daripada hak,  menggunakan waktu dengan tepat, kerja keras, menjadikan manusia yang menghargai waktu  dan hidup efisien. Dalam kaitan ini Moenir mengutif pendapat George Strauss yang menyatakan bahwa “…..low morale and poor motivation may lead to inefficiency and low productivity”.
            Unsur efisiensi lainnya adalah keakhlian. Menur  ada suatu  kelebihan yang diperoleh bila sesuatu dikejakan seorang akhli dibidangnya, kelebihan itu antara lain pekerjaan dapat dilakukan lebih baik,lebih cepat bila dibandingkan dengan yang bukan akhlinya. Pernyataan ini selaras dengan pernyataan bahwa efisiensi sangat tergantung pada unsur  manusianya. Kalaupun ada yang berpendapat bahwa peralatan sangat berpengaruh, tetapi unsur manusia lebih dominan. Namun demikian perpaduan antara keakhlian dan peralatan yang memadai akan menjadi dukungan yang sangat besar bagi manusia dalam mencapai efisiensi. Suatu pertanyaan akan menuncul : Apakah keakhlian dapat menjadi jaminan atas tercapainya efisiensi ? Jawaban yang disampaikan adalah  ya. Moenir memberikan contoh seorang yang sangat akhli dibidang mesin akan dapat mengetahui dengan tepat jenis kerusakan mesin hanya dengan menengar suaranya saja berbeda dengan yang bukan akhli, dia tak dapat memperkirakan jenis kerusakan tanpa  membongkar terlebih dahulu mesinnya. Dengan kenyataan ini efisiensi dapat diperhitungkan. Perkembangan masyarakat dibidang tekhnologi sangat menjurus pada spesialisasi (keakhlian) sehingga kleakhlian dibidang tertentu sangat dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan. Dibidang menajemen sumber daya manusia sejalan dengan penempatan orang yang tyepat pada tempatnya. Bagi sebuah organisasi keakhlian sangat menguntungkan karena dapat menunjang program efisiensi. Kemajuan-kemajuan dibidang tekhnologi pada dasarnya sangat membutuhkan spesialisasi keakhlian tenaga kerja.  Dalam bidang produksi, keakhlian tenaga kerja dapat mengurangi kerusakan produksi, menaikan produksi dan meningkatkan pelayanan. Mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi  hasil produksi dibawah standar, yang pada akhirnya akan menaikkan keuntungan dan meningkatkan pelayanan serta dapat menambah kepercayaan masyarakat. Moenir, (1983:260)
            Unsur ketiga efisiensi adalah disiplin. Disiplin menurut  Moenir, mengandung  faktor waktu. Disiplin juga timbul dari kesadaran. Perbedaan unsur kesadaran dan disiplin adalah  soal waktu. Kesadaran muncul dalam waktu lama sedangkan disiplin dapat tumbuh dalam tempo yang relatif  singkat.  Pada mulanya disiplin terbentuk dengan paksaan melalui berbagai peraturan, namun  pada akhirnya akan menjadi suatu kegiatan atau perbuatan yang biasa. Moenir menjelaskan bahwa dalam disiplin terdapat 2 (dua) faktor penting, yaitu waktu dan kegiatan atau perbuatan. Moenir memberi contoh tentang penerapan waktu dan disiplin, misalnya soal lalulintas di jalan raya.  Peraturan yang  tidak mengenal waktu adalah sebuah larangan untuk tidak masuk pada suatu jalan tertentu.  Bukan hanya diwaktu sibuk banyak kendaraan akan tetapi berlaku selamanya walaupun jam 03.00 pada saat yang sangat sunyi ketentuan itu harus dipatuhi. Inilah hubungannya antara waktu dengan disiplin.      Ada tuntutan  disiplin dan  kesadaran yang   tidak dalam batasan waktu mentaati suatu peraturan. Dan sebaliknya terdapat berbagai peraturan yang dibatasi waktu. Contoh yang diberikan adalah jam pemberangkatan pesawat terbang, peluncuran satelit dsb.
            Disiplin dalam hubungannya dengan kegiatan dan waktu dapat diberikan contoh sebagaimana dijelaskan Moenir (1983) antara lain sebagai berikut :
1.     Yang bekaitan dengan tata cara pekerjaan / kegiatan
a.    Tata cara mengerjakan suatu pekerjaan  terutama dalam bidang kerja yang tetap dan berulang.
b.   Prosedur penyelenggaraan  kegiatan
c.    pelaksanaan pekerjaan
2.     Sedangkan dalam hubungannya dengan waktu , antara lain :
a.   Keberangkatan dan kedatangan suatu angktan/ tranfortasi
b.   Datang dan kembali pada tempat kerja
c.   Beribadat
d.   Penyelenggaraan suatu kegiatan, misalnya pembanguna gedung, jembatan, dsb

     Dalam pelaksanaannya tentu perlu tata cara untuk mendorong dan menciptakan  suasana keteraturan  untuk mentaati waktu dan tata cara kerja. Salah satu upaya itu adalah penjabaran tugas  dan wewenang yang jelas, prosedur pelaksanaan pekerjaan yang memadai dan sederhana. Semua upaya itu sangat perlu diketagui dengan tepat oleh seluruh anggota organisasi. Moenir mengutif Ordway Tead sebagai bedrikiut :
Basic in effort to have well disciplined organization  is the task  of providing well organized and clearly functionalized structure and procedure of organization into which each individual  knows where and how he fits” (Upaya yang mendasar untuk memiliki organisasi yang disiplin adalah tugas untuk menyediakan struktur dan prosedur organisasi yang tertata dan terorganisir dengan baik sehingga  setiap individu mengetahui di mana dan bagaimana dia melakukan pekerjaan)

            Upaya lain dalam rangka disiplin adalah penciptaan keseimbangan kepentingan antara pribadi dan organisasi (Moenir, 1983). Contoh yang diberikan adalah gaji, pelatihan, penghargaan. pendidikan dan latihan,  fasilitas, organisasi pegawai.



4. Dwight Waldo (1982:94).
            Dwight Waldo menyatakan bahwa : “Kehematan (economy) dan effisiensi adalah tujuan terpenting kalau tidak dapat dikatakan tujuan tunggal dari studi administrasi.” Disini Waldo menyatakan bahwa efisiensi adalah tujuan utama administrasi. Efisien dibedakan dengan economy (kehematan). Waldo juga menyampaikan  bahwa  menarik orang-orang yang baik kedalam pemerintahan belum cukup.  Menurut Waldo pemerintah harus bekerja secara hemat (ekonomis) dan efisien.

5.  Pasolong (2007)
            Pasolong setelah membandingkan berbagai definisi tentang administrasi oleh berbagai akhli dibidang administrasi, menegaskan bahwa yang dimaksud efisien adalah perbandingan terbaik antara input dan output atau perbandingan antara pengeluaran dan keuntungan. Perbandingan antara hasil maksimum  yang dicapai dengan penggunaan  sumber  daya  yang terbatas.  “Dengan kata lain perbandingan antara apa yang dihasilkan  dengan apa yang seharusnya diselesaikan” Dalam menjelaskan efisien, Pasolong (2007:5), menyatakan bahwa jika output lebih besar dari pada input berarti efisien. Pasolong tidak menjelaskan apakah output yang lebih besar daripada input itu merupakan perbandingan yang terbaik. Hal ini penting diperhatikan karena Pasolong juga menyatakan bahwa efisiensi adalah perbandingan terbaik antara input dan output

6. The Liang Gie (1996:171)
            “Efisiensi adalah suatu azas dasar tentang perb ndingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya “.  Menurut The Liang Gie, perbandingan  itu dapat dilihat dari dua segi, yaitu  dari segi usaha dan hasilnya. Dari segi usaha : “Suatu usaha dapat dikatakan efisien kalau suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang sekecil-kecilnya. Pengertian usaha dapat dikembalikan pada 5 unsur yang terdiri dari : Pikiran,  Tenaga, Waktu, Ruang dan Benda termasuk uang.  Untuk menjelaskan hal ini, The Liang Gie memberikan gambaran sebagai berikut :
           




Gambar :1.1 Efisiensi segi usaha
Oval: A
 

Oval: BOval: Hasil TertentuUsaha biasa    
Oval: B
 

Usaha lebih kecil
Oval: C
 

Usaha terkecil
 
                Sumber The Liang Gie (1996:172

            Menurut The Liang Gie, usaha C adalah yang efisien karena memberikan perbandungan terbaik  dilihat dari sudut usaha, yaitu paling sedikit mengeluarkan 5 sumber  kerja untuk mencapai hasil tertentu yang diharapkan.
            Dari segi hasil, dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan disebut efisiensi kalu dengan suatu usaha tertentu memberikan hasil yang sebanyak-banyaknya, baik yang mengenai mutunya ataupun jumlah satuan hasil itu. Untuk menjelaskan hal itu, The Liang Gie menjmberikan gambaran sebagai berikut :
                    
Gambar 1.2 Efisiensi dari segi hasil
 








     Sumber : Sumber The Liang Gie (1996:172

            The Liang Gie menyatakan bahwa huruf C adalah yang efisien karena menunjukkan perbandingan terbaik  ditinjau dari sudut hasil, yaitu memberikan hasil yang paling besar mengenai jumlah atau mutunya.
            Selanjutnya The Liang Gie juga memberikan penjelasana tentang efisiensi pada berbagai bidang kehidupan  baik bersifat perorangan maupun dalam arti yang lebih luas. Dalam bidang kerja, penerapannya akan mendapatkan efisiensi kerja. Pada bidang ini efisiensi lebih dikenal dengan efisiensi kerja atau dengan istilah work simplification.  Ide pokok konsepsi ini menurut The Liang Gie adalah sebagaimana didunia barat yang menyatakan bahwa selalu ada/terdapat  suatu cara yang lebih baik untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan penemuan cara-cara yanglebih mudah. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara  suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. The Liang Gie (1996:173) Analisis terhadap kerja itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu :Inti dan susunannya. Inti merupakan rangkaian aktivitas  menuju pencapaian tujuan, sedangkan susunannya adalah cara-cara tertentu dalam  melakukan tiap-tiap aktivitas itu.

Sumber
1.      Dwight Waldo, Pengantar Studi Public Administration, (terjemahan; Drs. Slamet W. Admosudarmo), Aksara Baru, Jakarta, cet ke III, 1982.
2.      Harbani Pasolong, Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung, Cet; ke 7, 2016.
3.      Drs.Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, Gunung Agung,  Jakarta,Cet  ke 4, 1983.
4.      The Liang Gie, Adminstrasi Perkantoran, Liberti, Edisi ke 4, Yogyakarta, 1996.
5.      Drs. A.S. Moenir, Tata Laksana(menejemen) Perkantoran dan Penerapannya. Pradnya Paramita, Jakarta, cet ke 2, 1992.
6.      Prof Dr. Yeremias T. Keban, SU,MURP, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu, Gava Media, Edisi ke 3, cet; ke 1, Yoyakarta, 2014.

  4 Ciri Generasi Milenial Apakah anda suka gadget   dan Ambisius ?   Mungkin kedengarannya agak aneh pertanyaan diatas. Tapi gadget d...